Jaktim gaungkan “urban farming” untuk cegah “panic buying”

Jakarta – Pemerintah Kota Jakarta Timur menggalakkan praktik pertanian perkotaan untuk menghindari pembelian berlebihan selama bulan Ramadhan 2025.

Iin Mutmainnah, yang menjabat sebagai Pelaksana Tugas Wali Kota Jakarta Timur, menjelaskan bahwa beberapa bahan pokok, terutama cabai, sering mengalami lonjakan harga saat Ramadhan dan menjelang Lebaran.

“Cabai adalah bahan yang harganya paling tinggi. Setiap kali mendekati Ramadhan atau Lebaran, harga cabai semakin mahal,” ungkap Tvtogel Iin saat memberikan keterangan di Jakarta pada hari Jumat. Untuk mengatasi masalah pembelian berlebihan, Jakarta Timur memiliki banyak area terbuka yang dapat digunakan untuk praktik pertanian perkotaan.

Iin menambahkan, terdapat cukup banyak lahan terbuka di Jakarta Timur untuk melaksanakan pertanian perkotaan, termasuk di Kantor Wali Kota, kantor kecamatan, kelurahan, dan area terbuka lainnya. Pemerintah daerah juga bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memanfaatkan lahanlahan yang belum dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian perkotaan.

Di samping itu, Iin mengajak warga untuk mulai menanam cabai dan sayuran lain di lahan terbuka di rumah mereka sendiri. “Kita melakukan upaya ketahanan pangan di Jakarta Timur melalui pertanian perkotaan,” jelas Iin. Iin menyatakan bahwa menanam cabai sangat sederhana dan dapat dilakukan di mana saja dengan hanya menggunakan pot kecil dan dapat dilakukan kapan saja.

Ia menekankan bahwa cukup dengan dua pot di setiap rumah tangga, kebutuhan cabai dapat terpenuhi tanpa perlu membeli. Ia berharap, jika warga mempraktikkan pertanian perkotaan di lingkungan mereka, hal ini dapat membantu meningkatkan ketahanan pangan di Jakarta Timur.

Sepanjang tahun 2024, Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian Jakarta Timur berhasil memberikan pelatihan di bidang ketahanan pangan kepada 485 orang yang terlibat dalam pertanian perkotaan. Lembaga ini juga memberikan bantuan sarana dan prasarana kepada kelompok petani yang ada. Saat ini, tercatat ada 56 lokasi baru dan 27 lokasi lama untuk pertanian perkotaan di Jakarta Timur, sehingga totalnya mencapai 83 lokasi.

Lahan yang digunakan untuk pertanian perkotaan mencakup fasilitas sosial, umum, lahan kosong, area lingkungan sekolah, Ruang Publik Terpadu Ramah Anak, hingga atap bangunan. Selain itu, lahan yang dimiliki unit pelayanan teknis juga dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian perkotaan.