Beberapa Persiapan Bisnis Penting untuk Migrasi Platform
Tidak seperti yang dipikirkan oleh kebanyakan orang, tugas seorang pelaku usaha tidak hanya terbatas pada saat pengelolaan operasional bisnis saja, tetapi juga pada fase persiapan bisnis. Terlebih jika bisnis yang dijalankan memang tengah menghadapi tantangan besar sehingga perlu melakukan perubahan yang masif.
Nah, bicara tentang perubahan besar, pemanfaatan platform digital merupakan salah satu perubahan yang paling banyak dilirik di era yang sudah serba digital seperti sekarang. Tak sedikit pelaku usaha yang memilih untuk melakukan migrasi platform bisnisnya menjadi online, baik melalui marketplace, e-commerce, maupun media sosial.
Namun, jangan asal, memindahkan operasional bisnis ke platform online bukanlah perkara yang mudah, ada beberapa hal yang sebaiknya disiapkan agar migrasi yang dilakukan pun lebih mulus, lho!
1. Kesiapan Literasi Digital
Persiapan pertama yang harus dilakukan jelas pelaku usaha mesti siap dulu secara literasi digital. Tidak perlu malu untuk mengakui, khususnya bagi pelaku usaha yang memang secara usia tidak tergolong dalam Generasi Y, bahwa perkembangan dunia digital kini sangatlah cepat.
Tak ada yang meragukan pengetahuanmu atas bisnis yang mungkin memang sudah bertahun-tahun digeluti, tetapi jangan takabur dan ingat selalu bahwa platform yang berbeda terkadang membutuhkan pendekatan yang tak sama. Pelajari dengan baik apa yang membedakan bisnis konvensional dengan bisnis online, sehingga tidak ada masalah serius yang akan membuat terkaget-kaget saat bermigrasi nanti.
2. Kesiapan Distribusi Produk
Berbisnis secara online berarti kita tak perlu berhadapan langsung dengan pelanggan di tempat usaha fisik, semuanya akan dilakukan secara digital. Artinya, tidak ada lagi istilah ‘pelanggan membawa pulang barang belanjaannya’, istilah tersebut akan diganti menjadi ‘pelanggan menunggu di rumah, sementara kita mengantarkan barang belanjaannya’.
Yap! Benar sekali! Barang yang dibeli oleh pelanggan harus dikirimkan ke alamat yang mereka sertakan pada saat pemesanan. Oleh karena itu, pastikan juga urusan logistik ini sudah teratasi sebelum melakukan migrasi platform ke digital.
Beberapa e-commerce umumnya sudah memiliki mitra logistik untuk mengirimkan barang belanjaan pelanggan, tetapi beda cerita jika yang diinginkan adalah berjualan secara online di situs web bisnis pribadi. Jika cara kedua yang dipilih, tak ada salahnya meluangkan waktu untuk melakukan riset jasa pengantaran favorit pilihan para pelanggan setia.
3. Kesiapan Platform Digital yang Dipilih
Mengingat maraknya pelaku usaha yang mulai melirik platform digital sebagai tempat untuk berbisnis dewasa ini, platform-platform baru pun juga ikut menjamur. Di satu sisi, pelaku usaha dapat memanfaatkan setiap platform untuk meningkatkan potensi terjualnya produk yang dimiliki, tetapi di sisi lain aturan satu platform terkadang juga berbenturan dengan platform lain.
Apabila memiliki untuk berjualan melalui situs web bisnis pribadi, jelas masalah ini tidak akan ditemui. Namun, menyiapkan situs web bisnis pribadi sebenarnya bukan perkara yang mudah, dan modal yang dibutuhkan pun tak bisa dibilang kecil pula. Memanfaatkan platform marketplace atau e-commerce pun akhirnya menjadi pilihan.
Baca dengan baik peraturan berjualan yang diberikan oleh tiap-tiap platform, pastikan tidak ada aturan yang dilanggar agar bisnis dapat terus dijalankan di platform tersebut. Terlebih lagi jika produk yang menjadi komoditas bisnis sesungguhnya didatangkan dari luar negeri, karena tak semua platform siap untuk menjual produk-produk tersebut, lho!
4. Kesiapan Pasar untuk Migrasi Platform
Nah, jika sudah yakin benar bahwa seluruh kebutuhan untuk bermigrasi ke platform digital sudah terpenuhi, hal terakhir yang perlu dipertimbangkan adalah kesiapan dari pasar itu sendiri.
Selengkapnya Di Tvtogel
Seperti yang sudah kita ketahui bersama, setiap bisnis memiliki segmen pasarnya masing-masing. Sayangnya, sama seperti tak semua pelaku usaha yang siap untuk berbisnis di platform online, pelanggan pun tak bisa dipukul rata memahami cara melakukan pemesanan atau pembelian di platform online. Harus diakui, tingkat kepercayaan masyarakat kita terhadap transaksi online memang tak setinggi negara-negara lain, sekalipun memang setiap tahunnya terus meningkat.
Jika produk yang ditawarkan memang menyasar segmen pasar yang konvensional dan tak mudah mengadopsi produk-produk teknologi, sepenuhnya melakukan migrasi platform bisnis ke digital mungkin bukanlah pilihan yang tepat. Terlepas dari keuntungan yang ditawarkan, bisnis akan tetap merugi jika tidak ada pasar yang bisa ditargetkan, kan?
Beberapa pemilik usaha umumnya mengakali masalah ini dengan menyediakan dua saluran pembelian bagi pelanggan. Alih-alih sepenuhnya berpindah ke platform digital atau sama sekali tidak melirik platform-platform baru tersebut, pelaku usaha tersebut memilih untuk membuka bisnisnya di platform digital tanpa menutup usaha yang sudah dilakoninya secara konvensional.
Praktik di atas memang bisa menjadi solusi yang mantap. Pelanggan yang mungkin memang belum siap untuk bertransaksi secara online masih tetap dapat memperoleh produk favoritnya dengan cara-cara lama, tapi di sisi lain bisnis juga dijalankan di platform digital untuk memperluas cakupan pasar. Hanya saja, cara ini mungkin akan merepotkan karena artinya pelaku usaha harus mengelola dua model bisnis berbeda dalam waktu.