Debat Publik II Pilkada Kabupaten Belu 2024 Antara Sharing Prestasi, Janji, dan Harapan
Debat Publik II Pilkada Kabupaten Belu 2024 Antara Sharing Prestasi, Janji, dan Harapan.
“Dalam debat perlu cara komunikasi yang benar sehingga diskusi dapat berjalan. Komunikasi itu berkaitan dengan rasa, serta tiga unsur penting lainnya yaitu logika, etika, dan estetika. Di samping memiliki tema yang jelas, hal-hal yang dibicarakan dalam debat juga harus menjadi jelas lewat penggunaan bahasa yang mudah dipahami. Komunikasi yang efektif dalam debat baru bisa diwujudkan jika istilah-istilah dijelaskan dengan mantap kepada semua hadirin di perdebatan” (Dr. Suko Widodo: Pakar Komunikasi Politik Universitas Airlangga, Surabaya)
Debat publik kedua menjelang Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Belu tahun 2024 yang digelar KPUD Belu berlangsung seru dan menegangkan karena masing-masing pasangan calon berusaha untuk mempertahankan argumentasinya, pada Senin (4/11/2024).
Keempat pasangan calon peserta Pilkada Kabupaten Belu itu adalah:
Nomor Urut 1. Willybrodus Lay, SH dan Vicente Hornai Gonzales, ST dengan tagline: Sahabat;
Nomor Urut 2. dr. Agustinus Taolin dan Yulianus Tai Bere dengan tagline: Satu Hati;
Nomor Urut 3. Servasius Serbaya Manek, SH.MH dan Pius Agustinus Bria, SE dengan tagline: Serius Akamsi;
Dan Nomor Urut 4. Hironimus Mau Luma dan Theodorus Seran Tefa dengan tagline: Roman.
Debat publik kedua ini menjadi menarik karena tema yang diusung adalah “Peran Pemerintah Dalam Pembangunan Daeerah melalui Pelayanan Publik yang Inklusif dan Berdaya Saing serta Penyelesaian Persoalan Daerah di Rai Belu.”
Debat kali ini berlangsung dalam 5 (lima) segmen yaitu pada segmen pertama, masing-masing paslon menyampaikan visi, misi dan programnya. Segmen kedua, pendalaman visi, misi dan program dari masing-masing pasangan calon. Segmen ketiga, tanya jawab dan sanggahan antar pasangan calon Bupati. Segmen keempat, tanya jawab dan sanggahan antar pasangan calon Wakil Bupati. Dan segmen kelima adalah Pernyataan penutup (closing statement) dari masing-masing paslon.
Antara Sharing Prestasi, Janji, dan Harapan
Paslon pertama, Willybrodus Lay dan Vicente de Hornay (WL-VH) dalam penyampaian visi-misi dan programnya menegaskan bahwa air merupakan kebutuhan hidup yang sangat penting bagi manusia.
Kabupaten Belu termasuk daerah yang sangat berkekurangan air. Karena itu ketika mereka terpilih nanti mereka akan membangun sumur bor tiap-tiap desa 1 sumur bor. Karena mereka meyakini bahwa kalau air tersedia maka semua bisa hidup dan mendukung segala program kerja lainnya.
Calon Bupati dari paket Sahabat yang merupakan Bupati Belu periode 2015-2020 itu dalam menjawab setiap pertanyaan dari ketiga paslon lain selalu menyampaikan apa saja yang telah dilakukannya untuk Kabuapten Belu ketika ia masih menjabat sebagai Bupati Belu.
“Pada zaman saya menjadi Bupati Belu periode 2015-2020, saya telah melakukan banyak hal untuk kemajuan kabupaten Belu, termasuk mendirikan Plaza Perizinan Satu Atap untuk memudahkan kerjasama antar instansi dan organisasi.”
Paslon kedua, Agustinus Taolin-Yulianus Tai Bere atau lebih dikenal dengan nama Anus Koi (AT-AK) dalam penyampaian visi-misi dan programnya menegaskan bahwa kesehatan dan pendidikan memegang peranan yang penting bagi manusia.
Asal saja manusia sehat, ia bisa melakukan apa saja yang berguna kehidupannya. Karena itu mereka memiliki visi: Terciptanya masyarakat Belu yang Sehat, berkarakter, kompetitif dan Inovatif.
Bupati Belu yang sedang mengambil cuti di luar tanggungan negara alias Petahana atau Incumbent yang selama 3,5 tahun berkuasa lebih mengutamakan pelayanan kesehatan yang gratis bagi seluruh masyarakat Belu hanya dengan membawa KTP di fasilitas kesehatan di seluruh Indonesia.
Paslon ketiga, Servasius Serbaya Manek-Pius Agustinus Bria ketika menyampaikan visi, misi dan programnya mengangkat izu generasi Z yang akan diajak untuk berkolaborasi mengelola sektor parawisata dan UMKM.
Sebagai pendatang baru, Serius Akamsi berjanji bila pada tanggal 27 November 2024 mereka terpilih menjadi Bupati dan Wakil Bupati Belu, maka berbagai program yang pro rakyat kecil akan digelontorkan demi mensejahterakan rakyat Belu.
Paslon keempat, Roni Mau Luma – Theodorus Seran Tefa ketika menyampaikan visi, misi dan program kerjanya, mereka berjanji akan melakukan reformasi total terhadap birokrasi pemerintahan menuju pemerintahan yang bersih demi terciptanya good governance.
Pasangan mantan birokrat dan mantan politisi ini ketika mereka terpilih nanti berjanji akan membangun sinergisitas kerja sama antara tiga komponen masyarakat membentuk batu tungku yaitu: Agama, Pemerintah dan Adat.
Mendalami Isu-Isu Penting
Isu-Isu Global yang diangkat oleh masing-masing paslon menjadi bahan perdebatan yang menarik, terutama pertanyaan yang memancing diskusi adalah isu lingkungan hidup (air untuk konsumsi, pertanian dan peternakan), pendidikan bagi seluruh masyarakat, dan kesehatan untuk semua.
Selain isu lingkungan hidup terutama air, isu generasi Z (gen Z) juga mendapat perhatian, meskipun dengan cara pandang yang berbeda-beda, namun sebagai pengambil dan penentu kebijakan, hendaknya melibatkan generasi z sebagai pemilik masa depan bangsa.
Nilai lebih dari debat publik kedua ini adalah masing-masing calon Bupati dan calon Wakil Bupati mendapatkan kesempatan yang sama untuk menyampaikan visi, misi dan programnya sehingga masyarakat dapat melakukan penilaian terhadap kualitas dari masing-masing paslon.
Penilaian yang Obyektif
Secara khusus dalam debat publik kedua ini masyarakat dihadapkan dengan keempat calon wakil Bupati yang saling bertanya dan menanggapi sehingga masyarakat pemilih pada tanggal 27 November tidak memilih kucing dalam karung.
Pada debat kedua ini, masyarakat yang mengikuti debat baik secara langsung (luring) maupun secara online (daring) dapat menilai siapa calon yang secara akademik dan ilmu pengetahuan bisa menjawab sesuai pertanyaan.
Dan siapa pula calon Bupati dan Wakil Bupati yang dapat berbicara lancar dan siapa pula “yang lain gatal lain digaruk ” yaitu menjawab pertanyaan di luar konteks.
Kemampuan Cvtogel berbicara (public speaking) sangat penting. Tidak dibutuhkan seorang Orator, tetapi yang terpenting adalah kemampuan untuk berbicara lancar di depan umum.
Sebab kabupaten Belu merupakan salah satu kabupaten perbatasan. Jangan sampai ketidakmampuan pemimpin dalam berbicara dapat mempermalukan seluruh rakyatnya di depan umum.
Tidak dapat dipungkiri juga bahwa dalam debat ini unsur dendam atau sentimen pribadi tampil ke permukaan. Saling serang bahkan hingga hal yang privasi, tetapi itulah yang menjadi dinamika ‘politik dagang sapi’ saat ini.
Pelajaran Berharga dari Momen ini
Pertama, Dengan menyaksikan debat publik kedua sore hari ini (4/11/2024) bagi mereka yang belum memiliki pilihan mulai menentukan pilihannya. Jadi debat publik pada momen ini sangat berdampak bagi masyarakat untuk menentukan pilihan politiknya.
Kedua, dalam debat publik pilkada 2024 ini masyarakat dapat menilai paslon mana yang kira-kira bisa menjadi pemimpin Belu 2024-2029, dan pasangan mana yang masih harus belajar demi Belu ke depan.
Ketiga, Menjadi pemimpin tidak hanya bisa mengobral janji tetapi janji itu harus ditepati. Jadi antara janji dan harapan, akan berpaut pada kenyataan. Siapa yang berjanji, dia pula yang harus menepatinya. Bukan sebaliknya pandai berjanji, tetapi selalu ingkar janji.
Terakhir, akan jadi apakah kabupaten Belu lima tahun yang akan datang (2024-2029) sangat tergantung pada apa yang Anda pikirkan hari ini.
Pilihan Anda sangat menentukan eksistensi kabupaten Belu kedepan. Salah memilih pemimpin, kita akan menyesal selama lima tahun.
Apabila publik dimintai untuk memberikan penilaian terhadap materi dan kualitas debat II pilkada Belu ini, maka setidaknya dapat dikatakan begini:
Paslon Satu Hati sebagai calon bupati Incumbent masih menempati urutan teratas perangkingan; dikuti oleh pendatang baru yang masih semangat dan energik paslon Serius Akamsi; diikuti pula oleh paslon Roman yang terkesan mempunyai dendam politik; dan terakhir paslon 01 yang terkesan tertatih-tatih.