Awas! Hindari 4 Hal Ini saat Ajukan Pinjaman Modal Usaha!
Bagi pelaku usaha yang baru mulai merintis bisnisnya, mengajukan pinjaman modal usaha merupakan salah satu solusi yang paling banyak dilakukan; khususnya untuk usaha mikro, kecil, dan menengah. Bagaimana tidak, memulai usaha jelas membutuhkan modal yang kadang kala juga tak kecil nilainya, tetapi tak sedikit yang kesulitan mengumpulkan modal tersebut.
Dalam situasi di atas, mengajukan pinjaman bisa menjadi pilihan yang patut untuk dicoba. Hanya saja, hati-hati, ya, hindari beberapa kesalahan umum berikut saat mengajukan pinjaman agar bisnis tidak bermasalah di kemudian hari!
1.Mengajukan Pinjaman di Sumber Tak Resmi
Ketika situasi sudah menghimpit, ingin segera memulai usaha, tetapi modal masih belum terkumpul sepenuhnya, siapa pun yang datang menawarkan bantuan akan terlihat selayaknya malaikat penolong, kan? Nah, hati-hati! Jangan terburu-buru! Periksa dahulu apakah yang datang memang malaikat atau penipu yang ingin memanfaatkan situasi.
Untuk menghindari keraguan, pastikan untuk mengajukan pinjaman ke sumber yang memang bisa dipercaya. Jangan khawatir, pemerintah kita sangat mendorong pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan menengah, kok. Oleh karenanya, banyak bank atau lembaga keuangan resmi yang sudah ditunjuk untuk menyalurkan program bantuan UMKM.
Ajukan pinjaman di sumber-sumber yang tepercaya tersebut tanpa tergesa-gesa. Pelajari syarat serta prosedurnya agar niat membangun bisnis sendiri bisa lebih mantap!
2.Belum Memiliki Kesiapan untuk Mengelola Modal
Modal usaha bentuknya tidak hanya dana segar yang bisa dimanfaatkan untuk memulai atau mengembangkan bisnis saja, lho! Kemampuan akuntansi dan manajemen keuangan dasar juga bisa menjadi modal yang sebaiknya dimiliki oleh setiap pelaku usaha.
Jika masih belum siap mengelola keuangan dengan nilai yang besar, sebaiknya urungkan dulu niatan untuk mengajukan pinjaman. Sederhana saja, namanya pinjaman tentu harus dikembalikan jika sudah jatuh tempo. Apabila belum siap untuk mengelola dan memutar modal, bisa-bisa bisnis yang baru seumur jagung ini yang nantinya akan terbebani dengan bunga pinjaman.
Tidak perlu keterampilan yang terlalu muluk, kok. Pengelolaan keuangan dasar bisa dimulai dengan memisahkan rekening yang akan digunakan untuk bisnis dan rekening pribadi.
Pinjaman modal dapat dimasukkan dalam rekening bisnis, tetapi jangan lupa untuk mengisi pula rekening pribadi sebagai dana darurat. Apabila memang belum siap untuk menyisihkan dana darurat, tidak perlu buru-buru mengajukan pinjaman.
3.Pinjaman Diajukan Tanpa Skala Prioritas Pengeluaran
Masih berkaitan dengan kesalahan sebelumnya, kesalahan ini umumnya dilakukan oleh pelaku usaha yang benar-benar baru memulai bisnisnya dan belum memiliki kesiapan dalam mengelola modal.
Jangan lupa, untuk memulai dan mengembangkan bisnis ada banyak sekali pos pengeluaran yang perlu diselesaikan. Jadi, sebelum mengajukan pinjaman, coba periksa kembali pos-pos pengeluaran yang dianggarkan dan tentukan skala prioritasnya.
Mana yang harus dibeli terlebih dahulu, alat produksi yang mumpuni atau pasokan bahan baku untuk memulai proses produksi itu sendiri? Mana yang harus disewa terlebih dahulu, gedung untuk tempat usaha atau gudang untuk menyimpan bahan baku serta hasil produksi?
Rincilah rencana anggaran sampai sedetail mungkin, kemudian tentukan skala prioritas penggunaan pinjaman modal dengan mempertimbangkan berbagai aspek. Dengan demikian, ketika modal usaha cair nanti, dapat langsung dibelanjakan sesuai dengan keperluannya secara tepat, efektif, serta efisien.
4.Menghabiskan Modal Usaha dalam Satu Waktu
Skala prioritas mungkin sudah dibuat, tetapi pada praktiknya tak sedikit pelaku usaha yang memaksimalkan pinjaman tersebut untuk memulai operasional bisnisnya tanpa menyisakan anggaran khusus untuk pengeluaran tak terduga.
Terlepas bidang bisnis yang ingin ditekuni, jangan lupa bahwa ketidakpastian merupakan satu-satunya kepastian yang bisa diharapkan dalam menjalankan bisnis. Artinya, pengelolaan bisnis ke depannya bisa jadi tak sepenuhnya sama persis dengan yang sudah direncanakan, sehati-hati apa pun rencana bisnis itu disusun, sebanyak apa pun aspek yang dipertimbangkan dalam perencanaan tersebut.
Selengkapnya Di Angkaraja
Oleh karena itu, jangan menghabiskan keseluruhan pinjaman modal untuk operasional bisnis atau keperluan lain; lebih-lebih lagi untuk keperluan pribadi, ya! Selalu sisakan anggaran untuk pengeluaran tak terduga jika sewaktu-waktu muncul tantangan atau masalah pada saat menjalankan bisnis.
Kalaupun sampai akhir ternyata pengelolaan bisnis berjalan dengan lancar tanpa masalah, bukan berarti anggaran untuk pengeluaran tak terduga ini menjadi sia-sia, kok, karena anggaran ini tetap dapat difungsikan sebagai cadangan untuk memastikan arus kas bisnis tetap sehat. Ketika ada anggaran cadangan, keuangan bisnis pun tak harus terkaget-kaget ketika harus menutup pengeluaran yang luput dari perencanaan anggaran.