BNPT-DPR kolaborasi bangun kerangka persatuan lewat Dialog Kebangsaan
Jakarta – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bersama Komisi XIII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI. Menyelenggarakan Dialog Kebangsaan di Digital Learning Center Building. Universitas Sumatera Utara di Medan pada Senin (24/3) untuk menciptakan kerangka persatuan.
Mayor Jenderal TNI Sudaryanto, Deputi I Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi BNPT. Menyatakan bahwa kegiatan ini sangat berharga untuk memperkuat pemahaman kebangsaan masyarakat dalam upaya menuju Indonesia Emas 2045.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung keberhasilan acara ini. Diskusi tentang kebangsaan seperti ini sangat baik untuk menyatukan cara pandang kita tentang masa depan sebagai bangsa yang hebat dan maju,” ungkap Cvtogel Sudaryanto dalam kesempatan tersebut, seperti yang dilaporkan di Jakarta pada hari Selasa.
Dia berharap Indonesia akan menjadi bangsa yang baik, maju, dan dihormati oleh negara-negara lain di seluruh dunia.
Sudaryanto menegaskan bahwa Dialog Kebangsaan ini akan berlanjut. Selain itu, hasil dari dialog ini akan disampaikan kepada masyarakat. Mengenai pentingnya kerukunan dalam berbangsa dan bernegara. Sehingga dapat memberikan penguatan kepada masyarakat terhadap paham radikalisasi terorisme.
Acara dengan tema “Dialog Kebangsaan Dalam Rangka Memperkuat Persaudaraan Untuk Menjaga Keutuhan Bangsa” ini menghadirkan pembicara kunci, Sugiat Santoso yang merupakan Wakil Ketua Komisi XIII DPR RI.
Dalam presentasinya, Sugiat menyampaikan bahwa Dialog Kebangsaan ini merupakan upaya untuk membangun kesatuan di Sumut.
Dia menjelaskan bahwa tujuan dari dialog ini adalah untuk menghargai kerja BNPT. Di bawah kepemimpinan Kepala BNPT, Komisaris Jenderal Polisi Eddy Hartono. Yang dinilai berhasil menjaga Indonesia dari serangan teroris dengan zero terrorist attack.
“Kami tidak mendengar adanya teror di bawah pimpinan Komjen Eddy Hartono. Alhamdulillah, Komisi XIII selalu siap mendukung seluruh program BNPT, baik dalam hal anggaran maupun regulasi,” pungkas Sugiat.
Selain itu, Komisi XIII DPR RI juga memberi apresiasi atas laporan Kepala BNPT terkait kelompok teroris Jemaah Islamiyah (JI) yang telah menyatakan bubar dan berkomitmen kembali kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
JI adalah kelompok teroris yang berada pada tingkat tertinggi dalam radikalisasinya di Indonesia. Sugiat menilai bahwa pencapaian ini sangat baik, terutama karena selama beberapa periode terakhir, berbagai kelompok teroris sering memanfaatkan momen politik untuk menyebarkan propaganda mereka.
Hal ini terlihat saat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta, di mana sentimen politik identitas menjadi sangat kuat dan mengganggu ketentraman masyarakat karena perbedaan agama, suku, golongan, dan pilihan politik.
Sugiat juga menceritakan tentang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019, di mana pemimpin bangsa, Joko Widodo dan Prabowo Subianto, sepakat untuk mengakhiri pertikaian politik demi mencegah perpecahan di kalangan rakyat.
“Mereka (Jokowi dan Prabowo) melakukan rekonsiliasi, sehingga Pilpres 2024 berlangsung lebih damai dan tidak ada lagi saling ejek atau konflik, terutama di media sosial,” jelasnya.
Meski persaingan di tingkat elit sudah berakhir, dia menekankan bahwa semua pihak harus tetap aktif dalam sosialisasi tentang persatuan di masyarakat, kampus, dan kalangan bawah. Hal ini penting agar tidak ada lagi ruang untuk perpecahan di masyarakat.
Selain bekerja sama dengan berbagai kementerian dan lembaga, DPR RI juga aktif menjalankan program sosialisasi mengenai empat pilar, yakni Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI. Dikatakan bahwa dengan menegakkan keempat pilar tersebut, cara bernegara di Indonesia akan semakin kuat.
“Saya ingin mengingatkan bahwa Indonesia tidak akan bertahan selamanya jika tidak dijaga. Contohnya Rusia, Yugoslavia, dan beberapa negara di Timur Tengah yang mengalami perpecahan karena tidak memegang empat pilar itu,” ungkap Sugiat.
Dialog Kebangsaan juga menjalin kerja sama dengan Universitas Sumatera Utara (USU) di Medan. Dalam pertemuan tersebut, Rektor USU, Prof. Muryanto Amin, menyatakan rasa terima kasihnya kepada BNPT dan Komisi XIII DPR RI yang telah memilih USU sebagai lokasi untuk kegiatan ini.
Ini menunjukkan bahwa Sumut, yang dianggap sebagai miniatur Indonesia, mampu menjadi tempat yang damai, aman, dan tentram meskipun ada perbedaan di dalamnya.
“Kebangsaan harus dipelihara, dirawat, dan dibesarkan. Jika menghasilkan buah, maka semua masyarakat harus merasakannya. Oleh karena itu, dialog kebangsaan harus berlangsung terus-menerus dan tidak boleh terhenti begitu saja,” kata Muryanto.
Hampir 300 orang menghadiri Dialog Kebangsaan kali ini. Pesertanya berasal dari kalangan tokoh agama, tokoh masyarakat, organisasi masyarakat, partai politik, dan mahasiswa.
Turut hadir dalam acara tersebut, pemuka agama Tuan Guru Batak Ahmad Sabban Rajagukguk, Direktur Pencegahan BNPT Irfan Idris, dan Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumut Firsal Ferial Mutyara.