Mahasiswa Mercu Buana bantu pompa air di wilayah tujuan SDG’s

Tangerang – Mahasiswa Universitas Mercu Buana (UMB) Jakarta telah memberikan bantuan berupa alat pompa air submersible. Kepada masyarakat Kampung Baru Dadap, Kosambi, Kabupaten Tangerang, yang merupakan bagian dari tujuan ke17 Sustainable Development Goals (SDG’s).

Kepala Bagian Pengembangan Karakter Mahasiswa, Safto Adi Wibowo, menyatakan pada hari Selasa di Tangerang bahwa bantuan tersebut merupakan wujud kepedulian sosial serta langkah untuk mengatasi permasalahan, terutama dalam memenuhi kebutuhan air bersih dan sanitasi.

Dalam pelaksanaannya, mahasiswa diminta untuk melakukan analisis mendalam mengenai isuisu yang terjadi di lingkungan masyarakat dan memberikan kontribusi dalam penyelesaian masalah tersebut. Untuk Kampung Baru Dadap, Safto menjelaskan bahwa mahasiswa menyediakan fasilitas air bersih melalui penggalian sumur demi memenuhi kebutuhan sanitasi warga.

“Kami mengajak mahasiswa untuk menyelesaikan masalah di lingkungan mereka sendiri dengan solusi yang cepat dan tepat,” kata Safto dalam pernyataannya. Bentuk kepedulian lainnya yang diberikan mahasiswa adalah penyediaan fasilitas tambahan untuk Sekolah Luar Biasa (SLB) di Meruya guna meningkatkan kualitas pendidikan. pttogel

Mahasiswa juga membantu pelaku UMKM di Meruya yang menghadapi kendala dalam promosi dan lokasi usaha, untuk menarik minat konsumen dan mengurangi kemiskinan. Selain itu, mereka membuat taman literasi di Taman Pelangi Meruya sebagai upaya untuk meningkatkan budaya literasi masyarakat setempat. Safto menjelaskan bahwa pelaksanaan program dimulai dengan tahap perencanaan pada Juni 2024, diikuti oleh implementasi pada September 2024, dan akan selesai pada Februari 2025.

Mahasiswa yang terlibat dalam proyek ini juga akan menerima pelatihan pada bulan Agustus agar mereka memahami konsep serta penerapan SDG’s. Terdapat 25 mentor dari mahasiswa semester tiga yang berperan sebagai koordinator dan penghubung komunikasi antara mahasiswa baru dengan pihak penyelenggara. “Strategi yang kami terapkan adalah menjadikan mentor sebagai penghubung utama, agar tidak semua mahasiswa mengajukan pertanyaan langsung kepada panitia. Dengan cara ini, koordinasi menjadi lebih efektif,” ujar Safto.

Dengan melihat tingginya antusiasme mahasiswa dan dampak positif yang telah dihasilkan, Safto berencana untuk mengusulkan kembali program ini dengan perencanaan yang lebih matang. “Tahun ini masih merupakan proyek percontohan, sehingga masih ada beberapa kendala yang perlu diperbaiki. Namun, kami optimis bahwa dengan peningkatan dan evaluasi yang lebih baik, proyek ini akan dapat berlanjut,” ungkapnya.

Melalui program ini, Universitas Mercu Buana berharap dapat menghasilkan generasi emas 2045 yang memiliki visi untuk tidak mudah terprovokasi dan mampu membedakan antara kepentingan umum dan kelompok. “Mahasiswa juga didorong untuk lebih aktif dalam kegiatan sosial di luar kampus, yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat secara luas,” katanya.