Pembagian MBG Ramadhan di SLB Negeri 5 Jakarta diwarnai keceriaan

Jakarta – Pembagian Makan Bergizi Gratis (MBG) yang pertama setelah libur awal Ramadan. Di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 5 Jakarta Palmerah, Jakarta Barat. Berlangsung pada hari Kamis dengan suasana ceria di kalangan siswa.

Sekitar pukul 11. 30 WIB, seorang guru bernama Eka membagikan MBG sambil mengajukan pertanyaan kepada siswasiswa tingkat SMA di SLB tersebut, “Bolehkah makanan ini dimakan sekarang atau tidak?”

Selanjutnya, sekitar enam siswa di kelas tersebut menjawab serentak, “Tidak, sebaiknya nanti saat berbuka. ” Sebanyak 197 siswa dari tingkat SD hingga SMA menerima MBG Ramadan di SLB Negeri 5 Jakarta pada hari ini. Pembagian selama Ramadan dilakukan dalam dua gelombang, yaitu gelombang I untuk siswa kelas 13 SD pada pukul 10. 00 WIB, dan gelombang II untuk siswa kelas 46 SD, SMP, serta SMA pada pukul 11. 00 WIB.

Menu MBG yang dibagikan kepada para siswa sebelumnya telah diinformasikan melalui grup WhatsApp sejak pagi. Pada hari ini, siswasiswa menerima menu yang terdiri dari buah jeruk, kurma, susu kotak, satu telur rebus, dan biskuit cokelat.

Kepala Sekolah SLB Negeri 5 Jakarta, Hani Rustiani, menyatakan bahwa program MBG ini sangat bermanfaat bagi siswa, terutama bagi orang tua, karena sebagian besar mereka berpenghasilan menengah ke bawah.

“Respons dari para orang tua siswa sejauh ini sangat positif, apalagi mayoritas berasal dari kalangan menengah ke bawah, di mana mereka sering kali kesulitan menyediakan makanan bergizi untuk anakanaknya. Dengan adanya program ini, kadar gizi yang diterima dapat terjamin dan lebih baik,” ujarnya Pttogel.

Hani berharap agar terdapat perbaikan pada menu gizi di masa mendatang agar lebih sesuai dengan kebutuhan anakanak berkebutuhan khusus.

“Jika memungkinkan, menu gizi hendaknya diperbaiki, jangan terlalu sedikit, sehingga anakanak difabel yang rentan dan berasal dari kalangan menengah ke bawah dapat mengalami peningkatan, karena hasil dari MBG ini diharapkan dapat memperbaiki konsentrasi mereka dalam belajar,” katanya.

Ia juga berharap agar menu MBG yang dibagikan lebih bebas gluten untuk memenuhi kebutuhan siswa berkebutuhan khusus.

“Saya telah mengusulkan agar makanan seperti ayam tepung menggunakan tepung yang bebas gluten, karena ini tidak hanya bermanfaat bagi anakanak berkebutuhan khusus tapi juga bagi anakanak pada umumnya, karena glutenfree sangat baik,” ungkapnya.